Pages

Senin, 21 Desember 2015

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Definisi Daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah.
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan daftar pustaka ?
2. Bagaimana cara penyusunan yang baik dan benar dari daftar pustaka ?
3. Apa saja unsur unsur daftar pustaka ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Daftar Pustaka itu seperti apa.

2. Untuk menjadi pedoman kita bila kita membuat daftar pustaka yang baik itu bagaimana.

BAB II

PEMBAHASAN

Daftar Pustaka
2.1 Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Menurut Gorys Keraf (1997 : 213) yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.
Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada tiga format yang akan diuraikan dalam makalah ini, yakni format MLA (The Modern Language Association) dan format APA (American Psychological Association) serta format Indonesia. Kedua format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora. Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.
Daftar pustaka berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan karya tulis ilmiah tidak perlu dimasukan dalam daftar pustaka. Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar.

2.2 Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1.      Membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis.
2.      Memberikan informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan oleh penulis.
3.      Membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.

2.3 Unsur-unsur Pokok Daftar Pustaka
1. Nama pengarang, bila terdiri atas dua atau lebih penggal, nama terakhir didahulukan atau dibalik;
2. Judul buku, bila sumber pustaka berupa buku ditulis lengkap dengan sub-judulnya;
3. Judul artikel, bila sumber pustaka berupa majalah, jurnal, atau harian yang dilengkapi dengan nomor edisi, bulan, dan tahun;
4. Data publikasi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, nomor jilid, dan ada yang menambahkan cetakan serta jumlah halaman.

2.4 Teknik Penyusunan Daftar Pustaka

1. Daftar pustaka disusun secara alfabetis,
2. Nama pengarang dibalik,
3. Gelar akademik dan jabatan dicantumkan dan diletakkan setelah nama keseluruhan,
4. Setiap penggalan unsur dalam daftar pustaka diberi tanda titik,
5. Daftar pustaka ditulis dari margin kiri dan bila tidak cukup dalam satu baris, maka baris kedua ditulis 5-7 ketukan ke dalam dengan jarak 1 spasi,
6. Jarak antara sumber pustaka yang satu dengan sumber pustaka lain adalah 2 spasi,
7. Bila nama pengarang sama, maka penyebutan cukup memberi garis sepanjang 5-7 ketukan dan didikuti dengan unsur-unsur pustaka yang lain,
8. Bila dalam tahun yang sama diketahui seorang menyusun lebih dari stau buku,maka diberi kode a, b, atau c dibelakang tahun terbit,
9. Daftar pustaka tidak perlu dicantumkan halaman,
10. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
11. Bila dipandang perlu, daftar pustaka dilengkapi dengan jumlah halaman Buku.

2.5 Menulis Karya Ilmiah dan Daftar Pustaka
 Karya tulis adalah karangan ilmiah. Karya tulis dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, hasil percobaan, wawancara atau studi kepustakaan. Karya tulis yang disajikan dalam suatu diskusi seperti seminar disebut makalah. Sebelum membuat karya tulis atau makalah, tentukan tema terlebih dahulu. Karya tulis yang lengkap biasanya terbagi menjadi tiga bagian, yakni (1) bagian awal: kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, arti lambang dan singkatan, dan abstrak; (2) bagian tengah terdiri atas pendahuluan (latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan), isi (pembahasan), serta bagian penutup (kesimpulan dan saran); (3) bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran.
            Daftar pustaka dapat diperoleh dari buku. Penulisan daftar pustaka yang berasal dari buku dapat mengikuti aturan sebagai berikut :
1.      Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama penulis buku, tahun terbit buku, judul buku, tempat terbit buku, dan nama penerbit yang menerbitkan buku.
2.      Nama penulis buku, tahun terbit buku, judul buku, tempat tempat buku dipisahkan tanda titik (.).
3.      Nama penulis buku dibalik dan dipisahkan tanda koma.
4.      Tempat terbit dan nama penerbit buku dipisahkan tanda titik dua (:).
5.      Judul buku dicetak miring atau diberi garis bawah.
6.      Diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:           Judul buku                  : Menanam Buah Naga
                        Tahun terbit                 : 1988
                        Nama penyusun          : Bambang Purwadi
                        Nama penerbit             : CV Setia Hati
                        Kota penerbitan          : Semarang
Penulissan daftar pustakanya adalah:
Purwadi, Bambang. 1988. Menanam Buah Naga. Semarang: CV Setia Hati.
Atau
Purwadi, Bamabang. 1988. Menanam Buah Naga. Semarang: CV Setia Hati.
Penulisan daftar pustaka yang berasal dari artikel dapat mengikuti aturan sebagai berikut.
1.      Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama penulis artikel, tahun terbit artikel, tanggal terbit artikel, judul artikel, media yang memuat artikel, dan halaman dimuatnya artikel.
2.      Nama penulis artikel, tahun terbit artikel, tanggal terbit artikel, judul artikel, media yang memuat artikel dipisahkan tanda titik (.).
3.      Nama penulis artikel dibalik dan dipisahkan tanda koma.
4.      Judul artikel ditulis dengan diapit tanda petik dua (“…”).
5.      Media yang memuat artikel dan halaman artikel yang dipisahkan tanda titik dua (:).
6.      Nama media yang memuat artikel dicetak miring atau garis bawah.
7.      Diakhiri dengan tanda titik (.).
Contoh: Nama penulis : Mushallin  Arifin
                           Tahun penerbitan     : 2013
                           Judul Artikel            : Rahasia Sukses Menjadi IB Forex
                           Nama koran             : KOMPAS
                           Tanggal penerbitan  : 2 Juni 2013
Penulisan daftar pustakanya adalah :
Ariifin, Mushallin. 2013. “Rahasia Sukses Menjadi IB Forex “. KOMPAS, 2 Juni 2013.
Atau
Ariifin, Mushallin. 2013. “Rahasia Sukses Menjadi IB Forex “. KOMPAS, 2 Juni 2013.




BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan  
Daftar pustaka dan daftar rujukan didalam suatu karya ilmiah sangatlah penting. Karya ilmiah dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, hasil percobaan, wawancara dan studi kepustakaan. Daftar pustaka tau rujukan bisa diambil dari koran, majalah, buku, internet, dsb. Pada zaman sekarang ini lebih banyak yang memproleh dari intenet dibandingkan internet sendiri.
3.2 Saran
Karena dalam makalah ini masih banyak kekurangan, saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

3.3 Daftar Pustaka
Darmawati, Uti. 2010. Bahasa Indonesia SMP. Klaten : PT Intan Pariwara.
Hartini, sri2009. Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Graha Pustaka Jakarta.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia.
“menulis daftar rujukan” dalam http://aromblog.blogspot.com/2011/12/menulis-daftar-rujukan.html, diunduh pada tanggal 27 November 2014.
Walija. 2010. Komposisi Mengolah Gagasan Menjadi Karangan. Cetakan ke-2. Jakarta: Uhamka Press.

Catatan Kaki (Footnote)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dalam penulisan-penulisan karya ilmiah – baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi seringkali dipergunakan kutipan-kutipan dan catatan kaki untuk menjelaskan isi dari uraian-uraian atau untuk membuktikan apa yang ditulis. Oleh karena itu, pada bab pembahasan nanti akan kami tuliskan apa itu kutipan dan catatan kaki, apa tujuannya, prinsip mengutip dan membuat catatan kaki, jenis  kutipan dan catatan kaki, unsur-unsur referensi dan cara membuat catatan kaki sampai kepada singkatan-singkatannya.
            Sangat membuang waktu jika sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah, harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama. Di samping itu dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam. Sebab itu hal-hal yang penting dan yang sudah ditulis dalam buku-buku tidak perlu diselidiki lagi. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan catatan kaki?
2. Bagaimana cara penyusunan yang baik dan benar dari catatan kaki?
3. Apa saja unsur unsur catatan kaki?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari catatan kaki

2. Untuk mengetahui penulisan catatan kaki yang baik dan benar

BAB II

PEMBAHASAN

Catatan Kaki

2.1 Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Atau secara lengkap, Catatan kaki  adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter)1.

2.2 Tujuan Catatan Kaki
                        Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Selain itu, penulisan catatan kaki juga mempunyai tujuan untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisari, keterangan incidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau sesudahnya).

2.3 Fungsi Catatan Kaki
a.       Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
b.      Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
c.       Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut

 Hatikah, Tika dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia Jilid 2A.
Jakarta: Grafindo

d.      Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi ataucontent footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan katakata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.

2.4 Unsur-unsur Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki (footnote) terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
1.                  Nama penulis/pengarang, penterjemah, dan editor ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli tetap dicantumkan seperti penulis asli, dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut, seperti penyusun, penyadur, penterjemah, dan editor.
2.                  Judul buku/tulisan ditulis selengkap-lengkapnya, huruf pertama judul dengan besar kecuali kata sambung dan kata depan.
3.                  Tahun penerbitan, tahun berapa sumber kutipan atau referensi diterbitkan atau dipublikasikan.
4.                  Nomor halaman, dalam footnote - nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti dengan nomor halaman yang dikutip dengan sela satu ketukan.

2.5 Teknik Penulisan Catatan Kaki
a.       Penulisan Catatan Kaki untuk Buku
Unsur yang diperlukan dicantumkan adalah:
1)      Nama Pengarang,
2)      Judul Buku yang ditulis dengan huruf italic,
3)      Jilid,
4)      Cetakan,
5)      Tempat Penerbit,
6)      Nama Penerbit,
7)      Tahun diterbitkan, dan
8)      Halaman (disingkat h. saja, baik untuk satu halaman maupun beberapa halaman) dari mana referensi itu berasal.
Contoh:
Muhammad Ibn ‘Abdillah alZarkasyiy, alBurhân fî ‘Ulum
alQur’an, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ alKutub alArabiyah, 1958 M/1377 H),h. 3435.
b.      Penulisan Catatan Kaki untuk Artikel dalam Majalah atau Surat Kabar
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Pengarang/Penulis Artikel (jika ada),
2)      Judul Artikel (di antara tanda kutip),
3)      Nama Surat Kabar (penulisan dimiringkan),
4)      Nomor Edisi, Tanggal, dan Halaman.

Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang
dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di antara tanda kutip), diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita yang dituliskan di antara kurung siku [ ], diikuti nama surat kabar (penulisan dimiringkan), nomor terbitan, tanggal, dan halaman.
Contoh:
Sayidiman Suryohadiprojo, “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan”, Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
”PWI Berlakukan Aturan Baru” [Berita], Republika, No. 346/II, 28 Desember 1994, h. 16.
Bachrawi Sanusi, “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi,” Panji
Masyarakat, No. 808, 110 Nopember 1994, h. 30.
c.    Penulisan Catatan Kaki untuk Buku yang memuat Artikel-artikel dari Berbagai Pengarang.
Bila mengutip buku yang seperti ini, maka perlu diperhatikan artikel yang dikutip, dan siapa pengarangnya. Unsur yang perlu disebutkan adalah:
1)      Nama Penulis Artikel,
2)      Judul Artikelnya di antara tanda kutip,
3)      Nama Editor Buku (kalau ada) atau Nama Pengarang Artikel Pertama, diikuti istilah et al. atau dkk. (karena tentu banyak orang yang menyumbangkan artikel),
4)      Data Penerbitan, dan Halaman.
Contohnya:
M. Dawam Rahadjo, “Pendekatan Ilmiah terhadap Fenomena Keagamaan,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (eds.), Metodologi Penelitian Agama (Cet. II; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. 24.
d.      Penulisan Catatan Kaki untuk Artikel atau Entri dan Ensiklopedia
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Penulis Entri (jika ada),
2)      Judul Entri di antara dua tanda kutip,
3)      Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
4)      Nama Ensiklopedia (huruf italic),
5)      Jilid,
6)      Data Penerbitan, dan
7)      halaman.
Contohnya:
Beatrice Edgel, “Conception”, dalam James Hastings (ed.),Encyclopedia of Religion and Ethics, jilid 3 (New York: Charles Schribner’s Son, 1979), h. 769.
e.       Penulisan Catatan Kaki untuk Undang-undang dan Penerbitan Resmi Pemerintah
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1)      Nama Instansi yang berwenang,
2)      Judul Naskah (huruf italic).
Contohnya:
Republik Indonesia, Undangundang Dasar 1945, Bab I, pasal 1.

2.6 Ketentuan-ketentuan yang Penting Diperhatikan dalam Penulisan Catatan Kaki
a.       Bila catatan kaki lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya diketik di awal margin kiri.
b.      Antara baris terakhir teks dengan nomor catatan kaki diberi garis sepanjang dua puluh ketukan sebagai pembatas. Antara baris terakhir teks dengan garis pembatas itu berjarak dua spasi, sedang jarak antara garis pembatas itu dengan teks catatan kaki berjarak dua spasi juga.
c.       Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki berikutnya adalah dua spasi.

2.7 Istilah Ibid, Op. cit. dan loc, cit
      Istilah Ibid. (singkatan dari ibidem) digunakan untuk menunjuk sumber yang  sama, yang baru saja disebut tanpa ada yang mengantarai keduanya (sama halaman atau tidak). Jika halaman yang dikutip sama, maka nomor halaman tidakdicantumkan lagi. Kalau kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf capital (Ibid), sedang bila terletak di tengah misalnya sesudah katakata “Disadur dari” maka huruf pertamanya ditulis dengan  huruf kecil (ibid).
       Istilah op. cit. (singkatan dari opera citato, dan singkatan harus diberi spasi diantaranya, op. cit., bukan op.cit.) menunjuk kepada sumber yang sama telah disebut terdahulu tetapi di antarai oleh sumber lain yang tidak sama halamannya. Istilah ini (op. cit.) digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc.cit.(singkatan dari loco citato).
Contoh :
William H. Newman, Administrative Action (London: Prentice Hall, Inc., 1963), h.463 Ibid., h. 473
 Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”, Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No.2, Juni 1998, hh. 55-58  William H. Newman, loc. cit.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
   Catatan kaki adalah unsure penting yang terdapat dalam penyusunan sebuah karya ilmiah. Dalam penyusunannya, catatan kaki memiliki bermacam-macam jenis dan teknik penulisan yang berbeda antara jenis yang satu dengan lainnya. Teknik penulisan tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh penyusun untuk menyusun sebuah karya ilmiah yang baik.
            
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari cara penulisan maupun dari segi bahasanya. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penyusun untuk kedepannya demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Sebaiknya kita sebagai orang terpelajar mampu menggunakan, menyusun, mengungkapkan, dan mengaplikasikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan dan susunan penulisan sastra yang berlaku di Indonesia. Sehingga kita bisa lebih menghargai dan mencintai Negara kita sendiri.

3.3 Daftar Pustaka

Hatikah, Tika dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia Jilid 2A.
Jakarta: Grafindo
Hatikah, Tika dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia Jilid 2B.
Jakarta: Grafindo
Sudjana, Nana dan Ulung Laksana. 1992. Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Universitas Negeri Jakarta. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta
Mubarok, Ahmad.2011.Teknik Penulisan Footnote (Catatan Kaki) [Online]  http://ilmiah-
bay.blogspot.com/2010/04/teknik-penulisan-footnote-catatan-kaki.html.  
Rizky, Afiah. 2008. Teknik Penulisan Referensi. [Online]. http://muliadinur.wordpress.com
Wareh, Dhono. 2012. Pengertian Daftar Pustaka dan Cara Penulisannya Dari Berbagai Sumber