Pages

Senin, 21 Desember 2015

Kutipan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kitapun dituntut untuk selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku since, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan lepas dari yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori-teori dari berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis tersebut. Dalam pengambilan informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Mengutip bukanlah sesuatu hal yang bisa seenaknya saja kita buat, namun ada beberapa aturan mengutip yang perlu kita ketahui. Aturan-aturan mengutip ini sangat penting untuk diketahui agar dalam pembuatan karya tulis, catatan kaki dan daftar pustaka tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal bagi kebenaran penguatan argumen dalam karya tulis kita.
Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang kadang masih salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan  cara yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk membuat  makalah mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis baik siswa maupun mahasiswa, dan para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar berdasarkan sumber rujukan yang diambil.    
Latar Belakang Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote). Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Fungsi kutipan antara lain sebagai landasan teori, penguat pendapat orang lain, penjelasan suatu uraian, bahan bukti untuk menunjang pendapat. 

1.2 Rumusan Masalah
1.      Pengertian Pengutipan?
2.      Jenis Pengurtipan?
3.      Prinsip-prinsip Pengutipan?
4.      Cara-cara Mengutip?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kutipan

2. Untuk mengetahui cara cara mengutip yang baik dan benar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam  buku-buku maupun majalah-majalah, dan surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari sumber lisan yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau dsikusi. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggap benar dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca atau didengarkan, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Walaupun kutipan di atas terdapat seorang ahli itu diperkenalkan, tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap suatu himpunan dari berbagai macam pendapat, garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri. Sebaliknya, kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan menunjang pendapatnya itu.

2.2 Jenis kutipan
Menurut  jenis kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi).  Kutipan langsung adalah pinjaman demi kalimat dari sebuah teks aslinya. Sedangkan kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang  pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.
Perbedaan antara kedua kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan membawa konsekuensiyang berlainan bila dimasukkan dalam teks. Dalam hubungan ini cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan data atau akan membantu. Kutipan langsung harus dimasukkan dalam tanda kutip, sedangkan kutipan tak langsung tidak dapat diapit oleh tanda kutip.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sebagai acuan ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun diikuti oleh lambang  a, b, c, dan seterusnya urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Apabila karya tulis oleh suatu atau dua orang maka penulisan nama pengarang harus selalu dituliskan setiap kali diacu/dikutip dalam  teks. Bila mengacu pada karya tulis oleh tiga orang, penulisan semua dalam teks hanya dilakukan pada pengutipan pertama saja. Pada pengutipan seterusnya nama pengarang pertama saja yang ditulis mengikuti singkatan dkk (dan kawan-kawan) atau dapat juga digunakan et-al (berasal ari bahasa latin et ahlii atau et aliae  yang berarti orang lain.
Untuk karya yang ditulis lebih dari satu orang, sebaliknya digunakan tanda empersand (&)untuk menghubungkan nama pengarang yang terkahir dengan nama pengarang yang mendahuluinya. Hal ini digunakan untuk menghindari terjadinya kejanggalan  kalau rujukan yang diacu dalam teks adalah tulisan dari berbagai bahasa misalnya; dan (Indonesia), and (Inggris), en (Belanda), und (Jerman), dan seterusnya.
Dalam mengambil kutipan, hendaknya kutipan itu jangan terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila demikian halnya, pembaca sering lupa apa yang dibacanya ini seluruhnya merupakan kutipan. Sebaliknya kutipan diambil  seperlunya saja, sehingga tidak termasuk atau mengganggu uraian yang sebenarnya. Bila penulis menganggap perlu memasukkan uraian yang sebenarnya. Bila penulis  menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam bagian apendiks atau  lampiran.
Selain kutipan yang diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang diambil dari penutur lisan. Penuturan lisan bisa terjadi melalui wawancara atau ceramah-ceramah. Namun, kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan kurang nilainya kalau disajikan begitu saja, agar nilanya lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang bersangkutan.

Contoh cara kutipan langsung:
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara penulisannya sebagai berikut :
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :
a.  Diketik seperti ketikan teks.
b.  Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
c.   Jarak antar baris kutipan dua spasi.
d.   Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda kurung  ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).

2.  Kutipan yang terdiri dari 4 baris atau lebih :
a.   Jarak antar baris kutipan satu spasi.
b.   Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
c.    Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
d.    Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
e.    Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
f.     Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
g.    Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
h.    Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
i.     Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip.
j.     Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat. Contoh kutipan langsung
Anderson and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”. Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.

Contoh cara kutipan tidak langsung:
Penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:
a.   Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa.
b.   Semua kutipan harus dirujuk.
c.    Kutipan di integrasikan dengan teks.
d.    Kutipan tidak diapit tanda kutip.
e.    Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.
f.     Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung.
g.    Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan

Contoh kutipan tidak langsung
Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau “Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”.

2.3 Prinsip-prinsip Mengutip
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh penulis pada waktu membuat kutipan, antara lain:
1. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu mengadakan kutipan langsung pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menggarap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya, maka ia  harus menyatakan atau member keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah aslinya tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digaris bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis, kata-kata atau bagian kalimat itu diberikanhuruf tebal , huruf miring, atau direnggangkan. Pertimbangan untuk mengubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk member tekanan, contoh, pertentangan, dan sebagainya. Dalam hal yang demikian, penulis harus memberikan  keterangan dalam tanda kurung segi empat [ ... ] bahwa perubahan itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari segi penulis].
2. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau keganjilan. Entah dalam persoalan atau dalam sola-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya pengutip sebagaimana adanya demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini, kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki., atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [ ... ] seperti halnya dengan perubahan teknik seperti telah dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung empat itu langsung ditempatkan di belakang kata dasar unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan atau yang disetujui itu.misalnya kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat.
3. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan bagian itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik sapasi [...] jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambah sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila ada tanda kutip, maka titik-tiitik itu baik pada awal maupun akhir kutipan harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap  sebagai bagian dari kutipan.

2.4 Cara-cara Mengutip
Perbedaan kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung akan membawa akibat yang berlainan pada saat memasukkannya dalam teks. Begitu pula cara membuat kutipan itu. Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikan cara-cara berikut.

1. Kutipan langsung yang tidak  lebih dari empat baris.
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih empat baris ketika akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
a.  Kutipan diintgrasikan langsung dengan teks
b.  Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
c.  Jarak antara baris dengan baris dua spasi
d. Sesudah kutipan selesai diberi nomor petunjuk urut penunjukan setengah spasi keatas, atau dalam tanda kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman terdampar kutipan itu.
2. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris ketika ditulis dengan cara-cara berikut:
a.   Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah spasi
b.   Jarak antara basir dengan baris atau spasi
c.   Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip
d.   Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penukunan setengah spasi ke atas atau ditempatkan dalam tanda kurung nama singkat pengarang. Tahun terbit dari nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
e.   Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan ke dalam lagi 5-7 ketikan.
3. Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu, kutipan tak langsung tidak boleh memeprgunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung:
a.   Kutipan itu diintegrasikan dengan teks
b.   Jarak antara baris dengan baris dua spasi
c.    Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
d.    Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunukan spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
4.  Kutipan pada catatan kaki
Menurut Ardi (Lamabawa, 2006:2) bahwa selain dari kutipan yang dimaksudkkan dalam teks seperti telah diuraikan di atas, (baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung), adapula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki. Bilacara demikian yang dieprgunakan, maka kutipan demikian selalu dimasukkan dalam spasi rapat, biarpun singkat saja. Demikian juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tapat seperti teksaslinya cara ini juga memudahkan pembaca untuk memeriksa kembali.

Cara penulisan Kutipan
Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan.”
Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel  1976:125)

Aturan  Penulisan Kutipan antara lain :
Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….
Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom (1978:23) menghasilkan …………
Penulis lebih dari dua
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan singkatan dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)
Pengutipan lebih dari satu karangan
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….
Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Kutipan terdiri dari:
1.   Kutipan langsung
2.   Kutipan tidak langsung
  Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya kita dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. 
Selain itu dalam mengutip kita harus memperhatikan beberapa aturan pengutipan berdasarkan sumbernya masing-masing agar tindakan pengutipan yang kita lakukan tidak dikatakan melanggar hukum. Hal ini berdasarkan Pasal 14 UU No. 19 Tahun 2002 C dan Pasal 15 UU No. 19 Tahun 2002.

3.2  Saran
Perlu diperhatikan bahwa dalam membuat kutipan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yakni:
1.  Penulis jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan.
2.  Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
3.   Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
4.   Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
5.   Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa  penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
6.   Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi..”,     “ seperti itu”.
7.   Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun  tekniknya. 

3.3 Daftar Pustaka

http://alauddinmakassar.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar